Tanggamus –wartajurnalist.com
Seni pertunjukan tradisional kuda kepang menampilkan tarian dengan penari yang menunggangi kuda lumping (kuda kepang) yang terbuat dari bambu.
Selain dari hiburan masyarakat,jaranan sarat akan makna filosofis sejarah,serta dapat di gunakan sebagai sarana komunikasi dengan leluhur melalui penomena kesurupan saat pertunjukan berlangsung.
Bermacam gamelan,yang terdiri dari bermacam musik seperti saron,kenong,kendan dan gong.irama yang bervariasi,mulai dari tempo lambat hingga cepat,sesuai dengan alur cerita yang di fentaskan yang dibawa oleh penari.
Salah satu elemen paling menarik,dalam jaranan adalah unsur mangis dan trance (kesurupan) dalam pertunjukan, penari sering kali memasuki kesurupan, yang di percaya sebagai bentuk komunikasi dengan roh atau entitas gaib, penari yang kesurupan biasanya menunjukkan prilaku di luar kendali, seperti makan beling,berjalan di atas api atau menunjuk kan kekuatan di luar nalar akal manusia, hal ini menambahkan nuansa mistis dan menarik perhatian penonton.
Acara tersebut di gelar empat hari sebelum hari H, di acara resepsi khitanan Muhammad Tristan Alif, putra dari Bapak Junaidi Yazid S.Kom.,” kepala Pekon Teba, dan ibu Sumarliyanti S.Pd.I,” di kecamatan kota agung timur, kabupaten Tanggamus, Lampung.minggu 8-9-2025.
“Di konfirmasi Detik35 com, di sela acara tersebut,” Junaidi mengatakan, acara pentasan jaranan ini memang permintaan putra kami sebelum di khitan.
Lebih lanjut Junaidi mengucapkan terima kasih banyak,atas terciptanya keamanan dan kenyamanan selama acara berlangsung hingga selesai,” Alhamdulillah saya ucapkan terimakasih dengan jajaran kepanitiaan dan terlebih kepada satuan lindungan masyarakat (satlinmas) yang sudah sejak pagi melaksanakan tugas.. sehingga tercipta suasana keamanan dan ketertiban hingga akhir acara.tandas nya.
Biro Tanggamus
BUYUNG.